Oleh : Alfiandri.S ( Fas T Kab Karimun)
Mungkin bagi para pelaku Program PNPM-MP (dulu PPK) cerita atau kisah ini bukan hal luar biasa atau mencengangkan bahkan bisa jadi ini hal yang lumrah dan sepele. Namun bukan itu yang ingin kami harapkan dalam membuat tulisan ini, paling tidak bagi kami belajar menulis sekaligus menuangkan apa yang terjadi di lapangan yang merupakan fakta menjadi sebuah tulisan yang bisa dibaca dan dikritik. Semoga tulisan singkat ini dapat berbagi pengalaman dengan rekan-rekan yang lain maupun Stake Holder di seantero Nusantara yang kita cintai. (Yang pasti rekan-rekan juga punya pengalaman )
Provinsi Kepulauan Riau terdiri dari 4 (empat) Kabupaten, yaitu Kab. Bintan, Lingga, Natuna dan Kab. Karimun. Sekarang sudah menjadi 5 (lima) yaitu Kab. Anambas, pemekaran dari Kabupaten Natuna yang sudah disahkan tahun 2008 ini. Masyarakat Anambas dan Kepulauan Riau menyambut gembira pemekaran ini. Dan bagi FK dan FT juga gembira karena masih ada kemungkinan penambahan Fasilitator Kabupaten sebagai peningkatan untuk naik kejenjang yang lebih tinggi.
Khusus untuk Kabupaten Karimun termasuk Istimewa dari Kabupaten lain. Untuk 3 (tiga) kabupaten yang lain bergabung dengan Program Pemberdayaan (PPK) mulai tahun 2003 PPK 2. Sementara Kabupaten Karimun mulai bergabung tahun 2007 pada PNPM-PPK. Itu pun tidak mulus seperti yang dibayangkan. Penuh lika liku dalam mencapai kesepakatan.
Program PPK pernah ditawarkan kepada Pemda Kabupaten Karimun tapi ditolak. Pada Tahun 2007 ditawarkan lagi dengan 4 Kecamatan juga ditolak. Syukur Program punya Konsultan Manajemen Provinsi yag handal. Dengan Kemampuan Fasilitasi yang tidak diragukan lagi dari KM Prov (dulu Korprov) Kepulauan Riau Ir. Santi Pangaribuan, akhirnya Pemda Kabupaten mau juga menerima Program PNPM-PPK dengan mengambil 4 Kecamatan yaitu Kec. Kundur Barat, Kundur, Kundur Utara dan Kec. Moro.
Mulailah Program PNPM-MP di Kabupaten Karimun bulan April 2007 dengan Ir. Imral Martunus sebagai Fas Kab nya( dulu KM Kab). Hanya 1 orang karena Fas T Kab ( KMT) belum ada lagi. FK 3 orang untuk 4 Kecamatan.
Sendirian Pak Imral mendayung biduk program di Kabupaten Karimun, dana DOK yang belum ada, belum ada kepastian bahwa program dimasukan dan didanai dari anggaran APBD-P Kabupaten karena tidak mungkin lagi dari APBD Murni. Tapi yang pasti Sosialisai program tetap jalan terus. Sekali layar terkembang pantang surut berbalik pulang itu kata Pak Imral. Kiranya memang, hampir program ini tidak didanai karena dalam pengajuan RKA dari Badan BPMD dan Kesbang ke BAPEDA tidak termasuk untuk Program PNPM-PPK. Mengingat proses dan pelatihan sudah berjalan dimasyarakat dan demi untuk pemberdayaan kepada masyarakat juga agar Fasilitator yang sudah dimaping tetap bisa melakukan fasilitasi di wilayah kerjanya maka difasilitasi Tim Koordinasi untuk melakukan perubahan yang sudah masuk ke BAPEDA. Perobahan itu harus mendapat persetujuan lagi dari Sekda Kabupaten. Pontang panting Faskab bersama Buk Mitrayati yang juga sebagai PjOKab melakukan perubahan dan meminta persetujuan Sekda sekaligus meyakinkan Pak Raja Usman sebagai Kepala Bapeda bahwa program ini harus dimasukan dalam APBD-P. Berkat doa,Usaha serta kebersamaan dalam tujuan pemberdayaan terdanai juga akhirnya. Pada tanggal 19 Desember 2007 keluar dana 2,1 Milyar dari Sharing daerah 70 % ke rekening UPK di 4 Kecamatan, 1 hari menjelang lebaran Idhul Adha. Saat itu Pemda Karimun masih separuh hati terhadap program PNPM-PPK.
Dari dana yang masuk ke rekening UPK, dilakukan penyaluran ke Masyarakat, baik untuk SPP maupun Prasarana. Masyarakat antusias sekali. Partisipasi cukup tinggi. Untuk memberikan informasi yang tepat dan akurat kepada Pemda bahwa dana sharing yang mereka kucurkan tidak sia-sia dan dapat dipertangjawabkan dengan bukti secara Administrasi dan bukti Fisik maka pada tanggal 11 Maret 2008, kami dari Fas Kab melakukan Loka Karya bersama Bapak Bupati dan Tim Koordinasi kabupaten Karimun. Seluruh peserta tercengang dan takjub termasuk bapak Bupati terhadap presentasi dari Satker Provinsi (TK Prov-Ir. Nasril.M), KM Prov (Ir. Santi Pangaribuan), Ir. Imral Martunus ( Fas Kab), Alfiandri ( Fas T Kab). Karena presentasi saat itu menampilkan gambar sarana prasarana yang di bangun beserta biayanya. Biaya yang tertera jauh lebih kecil dari yang selama ini dilaksanakan.
Secara spontan saat itu, Bapak Bupati Karimun meminta untuk turun ke lapangan melihat secara langsung. Apakah benar yang ada dalam presentasi sesuai dengan yang ada di lapangan. Tanggal 13 Maret 2008 jam 08.00 wib, Bapak Bupati Karimun bersama ketua Tim koordinasi didampingi Tim Koordinasi yang lain termasuk KM Prov Kepulauan Riau, Fas Kab Karimun, PjOKab dan rombongan melakukan kunjungan ke Kecamatan Moro. Saat itu hujan sangat lebat. Ombak cukup besar. Dengan menggunakan kapal Pemda, Bapak Bupati sendiri sebagai Nakhodanya mengarungi lautan dengan ombak yang menghadang. Sehingga meluncur kata-kata mutiara dari Bapak Bupati bahwa kalau mau jadi pemimpin di daerah kepulauan harus bisa juga membawa kapal agar kuat menghadapi tantangan dan rintangan.
Di lokasi PNPM Mandiri Perdesaan Bapak Bupati melakukan tanya jawab langsung dengan masyarakat tentang Proses, pendanaan, pelaksanaan dan dampak terhadap masyarakat. Bapak Bupati sangat terkesima dan heran kenapa dengan dana yang kecil dan terbatas dapat menghasilkan sebuah hasil yang sangat besar. Jauh berbeda dari yang dilakukan oleh pemda selama ini. Sebuah perbandingan yang sangat signifikan.
”Mari kita dukung program PNPM Mandiri Perdesaan ini,” kata Bapak Bupati. Kapan perlu kita contoh program ini dan kita laksanakan sendiri dari APBD Kabupaten kita. Bahkan sebagai realisasi saat ini telah dianggarkan 1,5 Milyar dari APBD-P untuk Program daerah dengan nama P2KPM ( Program Pemberdayaan Kelembagaan dan Pembangunan Masyarakat ). Dengan memberikan bantuan sebesar Rp.300 Juta/ desa/Kecamatan/Tahun. Dimana dana ini selain untuk Fisik juga ada dana bergulir yang akan tetap tinggal di desa.
Sangat berbeda sekali dari yang dihadapi selama ini. Terjadi perobahan yang sangat besar dari pemda yang apatis dan separoh hati yang pernah menolak program menjadi pemda yang sangat mendukung sekali program PNPM ini.
Salah dan khilaf tolong dimaafkan, smoga kita jumpa lagi di lain waktu. Salam Kompak selalu.
”Dari Tanjungbatu nak ke Durai
Kiri kanan pulau berjajar
Kami bukan guru bukan orang pandai
Tapi sama-sama ingin belajar"
Karimun, April 2009
Alfiandri. S
Fasilitator Teknik Kab. Karimun