Saturday, September 5, 2020

Menyelami

Mengayuh sampan kecil,

Jongkong namanya kata orang melayu
Meluncur ringan dibantu angin
Menyelinap di sela-sela batu
Menuju tambatan sampan terbuat dari kayu

Menyusur di pinggir laut
Permukaannya laksana kaca, memantul cahaya langit,
awan, matahari,
beburungan dan wajahku
Lalu rumah, bukit dan pepohonan

Keindahan gambar
cukup membuatku sibuk mengagumi
Hingga tak mampu
mataku memandang menembus ke dalamnya
Dimana sebenar keindahan
Banyak disebut-sebut.

Mungkin saat senja ketika matahari mulai redup
dan teduh
Saat pandangan tidak menyilaukan,
permukaannya tak lagi memantulkan,
Hingga dapat memandang tembus sampai ke dasar
bak wadah akuarium besar.

Lalu berendam, berenang,
menyelam menemukan
karang, ikan warna-warni, pasir, bangkai pompong dan kima.

agustus 2020











Selfreminder

 





Wednesday, November 8, 2017

M a t i



Anak ini bertanya tentang suatu persoalan
Pertanyaan kepastian yang melengahkan
Tentang nanti ketika ayah tua, akan mati kah ?
Suaranya pun menjadi begitu gelisah

Ya setiap yang bernyawa akan mati
Akan berjumpa dengan Ilahi
Cinta ‘kan dengan Rabbul Izzati ?
Untuk itu kita harus hidup dan mati

Hari ini kita bisa berbuat pahala atau dosa
Yang berguna atau sia-sia
Dan ketika mati semua terhenti
Mengedip saja kita tak bisa lagi

Berdo’a saja
Agar ketika mati tiba
Kita sedang berbuat pahala
Bukan sedang berbuat cela

Karena ada nanti
Orang setelah mati minta hidup lagi
Guna berbuat sejuta manfaat
Namun pintu taubat sudah tertutup rapat

Berdo’a saja
Agar kita bukan orang yang dimaksud
Kita adalah orang yang dulu rindu
Pada pertemuan seperti ini

Dan engkau sang anak
Yang nanti berkirim kebaikan
Mengalir seperti aliran sungai
Pada ayahmu di alam penantian

Dalam gelap tak dapat kulihat wajahnya
Hanya suaranya tak lagi terdengar resah
Ya Rabb, hanya Engkau sebaik pemelihara
Tempat manusia bersandar atas segalanya