Thursday, September 24, 2015

Seperti Matahari dan Rembulan

Rebah, dua cahaya mata mendekati yang satu bersandar yang satu memeluk, mencium tersenyum polos. "Sayang ayah.. " Ujar yang satu.
Kupeluk keduanya dan menepuk nepuk di masing-masing punggung kecil meraka.
"Yang mana yang paling ayah sayang ?"
Aku terdiam, mencoba merangkai kata.
"Sayang keduanya. Seperti maratahari dan rembulan. Matahari yang bersinar dan rembulan yang bercahaya. Tanpa keduanya bumi dalam keadaan gelap dan beku. Tanpa matahari tak akan mungkin ada kehidupan di muka bumi. Tanpa rembulan mustahil kehidupan manusia akan berlangsung. Seperti itulah sayang ayah, tanpa salah satu tak dapat mata ayah menatap dengan sempurna,"
Mata kecilnya nampak tak memahami, namun tak lagi bertanya. Pelukan kepada keduanya cukup dapat memberikan penjelasan dan memebesarkan hati keduanya.

No comments: