Saturday, July 24, 2010

MAD 3 Ulu Rawas : ..Dan Pak Kades Pun Melempar Kursi...


Seperti biasa mad tiga digelar, ini acara untuk mengumumkan dana hasil penghitungan  Tim desain dan rab. Agenda demi agenda acara dilalui dengan seksama. Mulai menyanyikan lagu Indonesia Raya sampai Padamu Negeri. Pak Camat yang diwakili Kasi Trantib mulai beruluk salam menyampaikan pengarahan, petatah petitih sebagai orang yang dituakan. PjOK tak ketinggalkan berkicau mengharap dukungan dan partisipasi dari segenap pelaku PNPM di kecamatan. BKAD dan FK-FT pun kemudian menyusul, turut menyampaikan sambutan dan ada banyak kesepakatan forum yang disepakati.
Singkat cerita, sampailah pada agenda penyampaian jumlah dana  yang diterima oleh masing-masing desa. Bla..bla..Ketua BKAD yang didaulat membacakan hasil penghitungan Tim Teknis. Runtut membacakan satu per satu. Selesai. PjOK pun membubuhkan tanda tangan, pun BKAD. Sudah ? Ternyata belum. Tanya jawab dan perdebatan sengit terjadi. Apa pasal ? Desa yang usulannya melebihi 350jt, dibatalkan. Karena desa tak sanggup untuk swadaya. Tidak terima usulannya dibatalkan, protes terjadi. Peserta mulai panas, ada yang sempat mengeluarkan kata-kata pedas, yang lain tersinggung. Adu jotos pun sempat dilontarkan sebagai pilihan menyelesaikan masalah. Suasana semakin hangat, tepatnya panas. FK,FT, PjOK, BKAD memberikan pengertian, namun tetap tidak puas. Masalah pun menjalar kemana-mana. Jadi tidak jelas pasal mana yang diprotes. Jam sudah dua belas siang. “Saatnya makan dulu”, Tawar FT. Usul pun tak ada yang menolak. Habis makan lanjut lagi. Keadaan mereda. Desa yang tidak puas memberikan solusi. Boleh dibatalkan asal tahun depan dicarikan solusinya agar bisa dilaksanakan, kalau tidak dari pnpm dari dana lain. “Masalahnya masyarakat sangat berharap betul usulan ini direalisasikan..” Sungut Ketua bpd.  Solusi pun diterima forum mad. Semua senang ? Belum. Pak Kades dari desa tetangga yang duduk di barisan kedua, yang sempat panas juga ada protes ketidak puasan ini mulai berulah. Cekatan mengambil kursi plastik dan melemparnya, hampir mengenai bu lurah yang duduk di depannya. Apa pula Pak Kades ini. Ternyata kursi plastik yang diduduki sang kades yang berbadan ukuran jumbo ini tak tahan lagi menahan beban Sang Kades. “Bruuukk..” Kaki kursi pun patah dan Pak Kades pun dengan sangat menyesal harus jatuh. Semua tertawa. Pak Kades hanya mesem-mesem, sambil menggerutu dilemparnyalah si kursi tua itu. Begitulah..dan mad pun berakhir..

Friday, July 16, 2010

Selamat Hari Lahir Sahabatku

Awan Berarak Ceria
Tiada Titisan Hujan
Pohon Melambai
Tanda Sokongan
Kususuri Perjalanan
Bertemankan Senyuman
Di Hari Lahirmu
Sahabatku
Dedaun Berguguran
Membuktikan Kedewasaan
Walau Tanpa Madah Dan Hadiah
Namun Cukup Bagiku
Sekadar Ucapan
Selamat Hari Lahir
Iringi Doa Kuhulur
Bersyukur KepadaNya
Atas Nikmat Usia
Sahabatku
Usia Yang Tuhan Kurniakan Ini
Dihasilah Ia Dengan Amalan Yang Murni
Semoga Ia Menjadi Temanmu Di Akhirat Nanti
Selamat Hari Lahir
Usiamu Ibarat Mutiara
Tiada Berganti Lagi
Hiaskan Iman Bersulam Taqwa
Agar Sempat Mengucup
Haruman Syurgawi

Sunday, July 4, 2010


Tim Tango dilindas pasukan Der Panzer. Tak tanggung-tanggung 4-0 tanpa balas. "Si Tangan Tuhan" pun kehilangan keajaiaban di Afrika. "Ini adalah hal terberat yang pernah saya alami. Rasanya seperti menerima pukulan telak dari Muhammad Ali. Saya tidak memiliki kekuatan untuk melakukan apa pun. Rasanya kurang lebih sama saat saya pensiun dari sepak bola, tapi ini lebih berat," kata Maradona seusai pertandingan.

Tuesday, June 1, 2010

Berakit-rakit ? Itu Dulu...


Berakit-rakit Ke Hulu Berenang Ke Tepian
Bekerjalah Dahulu
Berjuanglah Dahulu
Baru Kemudian Bersenang-senang

Begitulah sepenggal lagu Bang Haji yang populer di era tujuhpuluhan. Sebuah pepatah lama yang memiliki makna cukup dalam bahwa segala yang kita inginkan harus dilewati dengan perjuangan.
Tapi di desa Kuto Tanjung Kecamatan Ulu Rawas Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan, pepatah ini bukan hanya kiasan. Sejak desa ini ada, berakit-rakit adalah kosa kata yang akrab ditelinga dengan arti yang sebenarnya. Ya, rakit adalah alat transportasi penting di desa ini. Tempat perkampungan dan tempat tinggal penduduk desa Kuto Tanjung mayoritas ada di seberang desa, dipisahkan oleh sungai Rawas yang mengalir selebar 80 meter. Untuk melewati sungai ini rakit adalah salah satu alternatif alat penyeberangan selain perahu. Kelebihan rakit untuk penyeberangan ini dibanding perahu misalnya, rakit bisa membawa barang-barang berat, penumpangnya banyak, tidak membutuhkan bahan bakar. Tapi bagimana pun, alat transportasi tradisional satu ini tetap saja menyulitkan akses penduduk Kuto Tanjung ke luar desa. Penduduk jadi malas keluar desa, informasi dari luar jadi tertutup, sementara masyarakat di luar desa Kuto Tanjung menjadi malas untuk berkunjung ke desa ini. Padahal desa Kuto Tanjung ini memiliki panorama alam yang cukup indah sebagai tempat rekreasi. Setiap lebaran, desa ini selalu ramai dikunjungi warga masyarakat sekitar.
Tapi sejak ada Program PNPM Mandiri Perdesaan di desa ini, kesulitan penduduk desa Kuto Tanjung dan sekitarnya ini menjadi sirna. Mimpi yang lama terpendam untuk memiliki jembatan gantung yang membentang di atas Sungai Rawas ini menjadi kenyataan. Pada Musyawarah Desa Perencanaan di Desa Kuto Tanjung, masyarakat Kuto Tanjung secara aklamasi sepakat untuk membangun jembatan gantung. Ketakutan-ketakutan yang selama ini menghantui seperti kalau ada jembatan gantung maka pencurian akan merajalela karena mudahnya transportasi menyebrang ke perkampungan sedikit demi sedikit disingkirkan karena justru akan banyaknya keuntungan yang didapat bila ada jembatan gantung ini. Dengan dana Rp. 282.252.700,- (sudah termasuk operasional 5%) dibangunlah jembatan gantung dengan volume 81 meter x 1,5 meter.
Kini jembatan gantung ini sudah dimanfaatkan oleh penduduk desa Kuto Tanjung dan sekitarnya. Kendaraan roda dua yang dulu menjadi barang yang langkah, kini sudah mulai berseliweran menjadi alat transportasi yang memudahkan aktifitas mereka karena jalannya lancar berkat ada jembatan gantung. Anak-anak yang dulunya bermain hanya di dalam perkampungan, kini bisa menyeberang sungai dengan bebas dan bermain di tempat yang baru di tanah yang lebih lapang. Para pejabat yang mau mengetahui apa permasalahan yang dirasakan penduduk desa Kuto Tanjung menjadi tidak kesulitan lagi untuk berkunjung.
Pendeknya, masyarakat Kuto Tanjung setidaknya sudah bisa berucap, "Berakit-rakit ? Itu dulu.... Sekarang sudah ada jembatan.."

Saturday, May 22, 2010


Layaknya pengendara, hidup kita adalah pilihan. Ada banyak pilihan, kita dipersilahkan memilih jalan mana yang mau ditempuh. Ada banyak peraturan dan rambu-rambu, yang dibuat sebenarnya untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan dan menjaga keselamatan pengendara. Peraturan lalu lintas yang terbaru adalah diwajibkannya pengendara roda dua dan roda empat yang terbuka untuk memakai helm yang memiliki SNI (standar nasional indonesia). Peraturan ini banyak juga menuai protes diantaranya karena harga helm SNI yang mahal. Di sini kita bisa memilih memakai helm ber SNI dengan jaminan kita akan relatif aman saat terjadi kecelakaan atau tidak memakai helm ber SNI dengan resiko kepala kita akan cedera saat terjadi kecelakaan. Idealnya kita akan memilih pilihan petama. Tapi realitasnya, kebanyakn kita cebderung untuk memilih pilihan kedua, dengan beragam alasan. Dan takdir penyesalan selalu saja muncul setelah kejadian. Karena sudah ada buktinya, yang dibutuhkan logika kita. Sesuatu yang abstrak akan sangat susah diterima karena hal yang konkrit selalu saja lebih diterima karena langsung dapat dirasakan. Pertanyaannya adalah bagaimana agar sesuatu yang abstrak akan menjadi pilihan kita dan menjadi kehendak kita untuk berkendaraan di jalan bernama kehidupan ini sehingga jiwa kita memperoleh ketentraman dan keselamatan.

MAD II Optimalisasi SPC 2


Ada 13 Usulan Sarana Prasarana dan Pendidikan dan 18 Kelompok Simpan Pinjam Khusus Perempuan yang telah dianggap layak dan diprioritaskan untuk didanai PNPM MP pada Tahun 2010 di Kecamatan Ulu Rawas. Ini diketahui setelah dilakukan Musyawarah Antar Desa prioritas usulan pada Sabtu (22/5). ketigabelas usulan ini terdiri dari 5 usulan Jalan Setapak, 2 unit gedung SMP, PLTD, PLTA, Gedung Madrasyah, Siring, 2 usulan Jembatan Gantung. Sedangkan delapan belas kelompok terdiri dari usulan dari empat desa. Usulan ini merupakan hasil dari kegiatan optimalisasi SPC kedua.
Sebelumnya ada 1 usulan sarana prasarana dan 4 kelompok usulan Simpan Pinjam Khusus Perempuan sudah dtetapkan dananya pada musyawarah penetapan usulan yang diperoleh dari kegiatan optimaliasi SPC kesatu.