Peristiwa Isra' wal Mikraj yang sejatinya jatuh pada tanggal 27 rajab atau 10 Juli lalu, sesuai dengan jadual pengajian di Masjid al Ikhlas maka dilaksanakan pada malam senin (14 Syaban/25 Juli). Acara ini juga digabung dengan tasyakur selesainya proses rehab masjid al Ikhlas.
Ustadz H. Inayatullah dari Pesantren al Ikhlas yang diundang sebagai penceramah panjang lebar memberikan siraman rohani kepada hampir seratus warga erte tiga dan sekitarnya mulai dari yang paling tua sampai anak-anak memadati ruangan masjid yang berlokasi di gang duku kelurahan watervang ini.
Inti dari ceramah Ustadz H. Inayatullah adalah agar jemaah masjid al Ikhlas sebisanya menjaga sholat lima waktu. Karena perintah sholat inilah yang menjadi inti peristiwa Isra' wal Mikraj nabi Muhammad Solallahu'alaihi wassalam.
Usahakan agar jangan sampai tinggal satu waktu pun. Dimana pun dan kapan pun. Karena amal sholat inilah yang pertama-tama yang akan diperiksa oleh Malaikat nanti di Hari Kiamat. "Orang yang tidak pernah sholat sampai mati. itu bahaya.." Katanya. Karena Nabi bersabda, matinya orang tidak pernah sholat, bagi yang memandikannya, mengkafaninya, menshalatkannya dan mengantarnya ke kukubaran tidak ada pahalnya sama sekali. Padahal kalau amal ini dilakukan pada orang yang sholat maka pahalnya sebesar Gunung Uhud. "Jangan-jangan nanti kita disuruh orang untuk mengurus mayat kita sendiri. Disuruh mandi sendiri, mengkafani sendiri dan disuruh jalan sendiri ke kuburan karena tak ada yang mau mengantar. Orang jadi mikir kalau hanya akan mendapat capek", Sambung ustadz asal Rupit ini kocak.
Dalam keadaan apa pun tegakkan sholat, kecuali ada uzur bagi perempuan yang haid, nifas. Di luar itu wajib dilakukan. Asalkan masih ada nyawa wajib dilaksanakan. "Tidak mampu berdiri duduk, tidak bisa duduk berbaring, tidak bisa berbaring ya sudah tinggal disholatkan..."
"Sholat dengan berbaring cukup dengan menggerakkan anggota badan yang masih bisa digerakkan. Kepala masih bisa bergerak cukup dengan isyarat kepala saat sujud atau rukuk. Cukup dengan menundukkan kepala. Kepala tidak bisa digerakkan, cukup dengan isyarat tangan. Tangan tidak bisa bergerak lagi ? cukup dengan main mata. Merem melek...merem melek..." Semua tidak bisa digerakkan lagi ? Sudah ..innalilahi wainna ilahi rojiun...