Teman Sepuh
Langkah
tapak sepuh
limbung
di jalan berbatu
Di
kening mengucur peluh
Berjalan
menuju rumahMu
Di garis
wajah
Keriput
terlihat jelas
Begitu
tabah
Senyum
ikhlas
Tak ada
sakit hati
Tak ada
iri dengki
Tak ada
tersinggung
Tak ada
dada membusung
Sudah
kenyang
Dalam
kemiskinan
Sudah
tak dikenang
Banyak penderitaan
Tak
berhenti kau ayunkan langkah
Menuju
rumahNya
Dimana
harapan nyata
Bukan
di rumah-rumah manusia
Sampai
sakit menghentikanmu
Kini
engkau terbujur kaku
Dulu
langkah-langkahmu tertatih ke masjid yang dituju
Kini
kami yang tertatih memikul kerandamu
Saatnya
engkau temui penciptaMu
Yang
menciptakan segala skenario hidupmu
Semoga
engkau ditempatkan disisiNya
Pada
tempat yang paling mulia
Selamat
jalan teman sepuh kami…
31 Jauari 2017
Tegar
Air mataku sudah tumpah ruah
Menangis dalam kesedihan medalam
Mungkin tak tersisa lagi
ketika timbunan terakhir menimbun pusaramu
Ayah
Kini aku tegar
Tak larut dalam sedih
Sebab demikian karang ditempa laut
Tak pernah ia bergeming
Karena ia karang
Bukan pohon tumbang
Mungkin engkau bisa menatapku
Aku tersenyum Ayah
Bahkan aku sangat bergairah dalam hidupku
Sebab ada banyak petuahmu yang pernah
kudengar
Mejadi tanaman subur di kepalaku
Dan aku akan merawatnya satu per satu
Mungkin aku berbeda denganmu Ayah
Aku tak bisa sama denganmu walau betapa
inginnya engkau
Tapi aku bukan ayah
Aku anakmu yang memiliki harapan sendiri
Mengarungi kehidupan dengan caraku sendiri
Dengan namamu terpahat di jiwaku Ayah
Bersama do’a-do’a yang kupanjatkan
Setiap saat
Kupintakan rahmatNya selalu meliputi
15/1/2017