Sore menjelang maghrib, pemuda itu berusaha memperbaiki motornya yang mogok. Di tengah jembatan dengan kendaraan berseliweran cepat masing-masing pengendara seperti berlomba ingin cepat tiba di rumah masing-masing untuk menikmati buka puasa bersama keluarga di bulan ramadhan itu. Buka sana
Sunday, December 16, 2012
Kebaikan di Jalan Raya
Sore menjelang maghrib, pemuda itu berusaha memperbaiki motornya yang mogok. Di tengah jembatan dengan kendaraan berseliweran cepat masing-masing pengendara seperti berlomba ingin cepat tiba di rumah masing-masing untuk menikmati buka puasa bersama keluarga di bulan ramadhan itu. Buka sana
Thursday, November 22, 2012
Lantaran
Thursday, July 12, 2012
"Tuh ada cicak kepala dua,"
Sebuah klip iklan di tivi : Tampak sang kakak mendekati adik kecilnya yang sedang membuka bungkus kue ringan berbentuk seperti stick roll, sang kakak menyodorkan es krim ke hadapannya sambil menawarkan si adik agar mencocolkan kue keringnya ke dalam es krimnya. Setelah kue si adik mencolok ke dalam es krim, sang kakak pun berlari membawa serta kue sang adik. Sang kakak dengan riang menikmati kue sang adik yang meringis karena sadar dirinya baru saja dikerjain sang kakak. Kejadian kecil yang terlihat lucu. Sang kakak boleh
Monday, May 21, 2012
Kunjungan David Tanner dari INT World Bank ke Ulu Rawas
Kunjungan David Tanner dari INT World Bank hari Jum'at tanggal 18 Mei 2012 ke Ulu Rawas. Kunjungan diawali ke kantor UPK Kecamatan Ulu Rawas dengan meminta copy SPC kegiatan tahun 2010, Dokumen perencanaan, Laporan bulanan bulan januari sampai
Wednesday, March 21, 2012
Cerpen : TULAH
Orang-orang
berkerumun. Gedeh Mat menggerutu. Kakek berumur hampir enam puluh lima
tahun ini memaki-maki Nurdas yang telah mencuri ikan-ikan hasil
tangkapannya. Awalnya ia hanya bercerita kepada Cit, kemenakannya yang
ditemuinya di pinggir sungai, sehingga tak banyak yang tahu. Tapi
kemudian
Wednesday, February 29, 2012
Ketika Batu Tulis Tak Lagi Meringis
Jalan ke Batu Tulis, sebelum dan sesudah dibangun |
Batu Betulis adalah salah satu lingkungan yang
ada di Kelurahan Muara Kulam. Kondisi jalan menuju ke Lingkungan Batu Tulis
sebelum dibangun Jalan Rabat Beton PNPM MP ini berupa jalan tanah sepanjang 3
km yang apabila musim hujan kondisinya cukup licin dan berlumpur sehingga
membahayakan pengendara sepeda motor.
Sebelum dibangunnya Rabat Beton PNPM MP ini masyarakat sudah
berinisiatif dengan swadaya membuka dan pembersihan jalan. Upaya ini dilakukan
untuk menunjukkan bahwa masyarakat di sini betul-betul serius dan membutuhkan
jalan tersebut.
Jalur transportasi yang biasa digunakan adalah
jalur sungai dengan menggunakan Ketek (Perahu kecil bermesin). Harga BBM
yang terus melonjak menyulitkan mereka dalam berhubungan ke luar. Baik dalam
hal membawa ke luar sumber daya alam yang ada di lingkungan ini maupun upaya
masyarakat dalam memperoleh Sembako, sulitnya mengangkut bahan-bahan ini
sehingga harganya pun ikut melonjak. Sungai Kulam, sebagai jalur transportasi
sungai, kondisinya cukup memprihatinkan. Saat kemarau, sungai menjadi dangkal.
Ini menyulitkan hubungan ke luar karena ketek akan sulit lewat karena nyangkut
di batu. Kalau sungai terlalu besar pun akan kesulitan karena arusnya yang
cukup deras. Beruntung masyarakat di sini sudah piawai dan terbiasa dengan
kondisi alam seperti ini. Jalur sungai yang deras, batu-batuan yang banyak di
dasar dan tengah sungai. Ketek-ketek kecil ini lincah menyelip di antara
bebatuan yang menyembul di permukaan sungai. Arus yang deras, ketek yang
terbawa arus setiap saat siap untuk menghantam batu-batu ini, bila si sopir
ketek lengah atau kurang hati-hati. Orang yang sudah tua, anak-anak yang masih
kecil, setiap saat sudah akrab dengan kondisi seperti ini.
Beruntunglah usulan Kegiatan PNPM MP
Tahun 2011 di Keluarahan Muara Kulam ini, Jalan Rabat Beton ke Batu Tulis dapat
terdanai oleh PNPM MP, dengan dana Rp. 348.851.600. Sehingga transportasi ke luar menjadi
terbuka, murah, aman dan mudah.*)
Tuesday, January 10, 2012
Kecut
Kata-kata di lautan kalimat
Seribu istilah menjulang tinggi
tangan-tangan menggantung ke langit
Sedang kaki terangkat dari bumi
Bagi harapan sederhana,
ini begitu susah dicerna
Gambar-gambar hitam putih
Kadung jadi kebenaran sejati
Lalu bahasa di muka kerajaan retorika ini
adalah bahasa tak berhuruf, tak berkata dan tak berkalimat
tak bersuara dengan tangan tak merengkuh,
rasa dengan nelongso
dan pepohonan bertumbuhan dimana-mana
dengan buah berasa kecut.
Subscribe to:
Posts (Atom)