Ibu Juwairia
sedang membuat. “Sangkek” salah satu jenis kerjinan terbuat dari
gelas bekas
Siapa sangka gelas bekas minuman yang
tidak bermanfaat bisa didaur ulang untuk dimanfaatkan menjadi barang-barang
yang berdaya guna dan bernilai ekonomis. Inilah yang dilakukan kelompok ibu-ibu
di desa Tebing Abang Kecamatan Rantau Bayur dan sekitarnya.
Gelas-gelas bekas minuman yang
dibuang sehabis diminum dimanfaatkan oleh tangan-tangan terampil. Barang-barang
yang dihasilkan seperti keranjang buah, keranjang untuk belanja, keranjang
tempat pakaian atau bentuk-bentuk lain sesuai pesanan konsumen.
Gelas bekas yang dimanfaatkan misalnya
gelas bekas merek Teh Gelas dan Ale Ale, karena bahannya bagus dan keras. Adapun yang
dimanfaatkan adalah lingkaran yang berada di mulut gelas. Dipotong sehingga
menyerupai gelang-gelang. Gelang-gelang ini yang disusun dan dirangkai menjadi
barang-barang yang disebutkan tadi. Bisa
juga memanfaatkan gelas bekas minuman
air mineral.
Seperti yang dilakukan ibu Juwairia
dan temannya Eti, Suaibah salah satu anggota Kelompok binaan UPK Kecamatan
Rantau Bayur yang tergabung dalam kelompok Kenanga di desa Tebing Abang. Dia
bersama empat temannya meminjam dana SPP sebesar 10.000.000. Masing-masing
meminjam Rp. 2.000.000. Ibu Juwairiah
memanfaatkan pinjaman diantaranya untuk membeli bahan-bahan pembuatan barang
kerajinan ini. Bahan-bahan yang dibeli seperti
peralatan, bahan berupa gelas bekas yang dibeli dari pengepul, tali pengikat
dan lain-lain. Di samping usaha lainnya berjualan makanan ringan, Jadi
perkerjaan ini mengisi waktu luangnya sehabis menyadap karet dan di sela-sela
berjualan makanan ringan.
Ketika
ditanya dari mana keterampilan ini diperoleh, Ibu Juwairia mengatakan belajar
dari temannya di desa tetangga. “Lumayan untuk
mengisi waktu luang dan bisa menmbah pendapatan …” Ujar Ibu Juwairia.
Satu
keranjang diselesaikannya selama tiga hari dengan harga jual bervariasi sesuai
ukuran dan tingkat kesulitan pembuatan. Mulai dari Rp. 30.000 untuk kernjang
buah,Rp.60.000 untuk keranjang belanja dan Rp.120.000 untuk keranjang pakaian. Ada juga yang hanya sistem upah
dimana konsumen membawa bahan-bahan dan hanya mintadibuatkan sesuai pesanan. Kalau
yang begini upah yang diterima berkisar Rp.30.000 per satu buah keranjang / sangkek.