Thursday, February 21, 2013

Seumpama Pendulang

 
Di salah satu kelurahan di  Sumatera Selatan ada masyarakat yang bermatapencaharian sebagai pengrajin pembuat perhiasan dar emas seperti cincin, gelang, kalung dan seterusnya. Melalui keahlian khusus, perhiasan yang dibuat dari emas ini dibuat oleh tangan-tangan terampil. Salah satu proses dalam
membuat perhiasan ini adalah dengan cara mengikir atau menggerinda bahan emas tersebut guna membentuk perhiasan. Alhasil ada bubuk-bubuk emas yang ditampung. Namun sebagian ada yang melayang ditiup angin dan jatuh ke tanah. Debu emas yang bisa ditampung diambil lagi untuk dilebur dan dibuat perhiasan lagi. Tapi yang jatuh ke tanah tentu saja tidak bisa diambil karena sudah tercampur dengan pasir.  Adalah pelimbang (pendulang) yang memanfaatkan peluang ini. Serpihan emas yang tercampur tanah tadi saat hujan akan terbawa oleh aliran hujan yang membawanya ke sungai. Kemudian ia akan mengendap di tanah pasir yang berwarna hitam. Seorang pelimbang dengan menggunakan nampan atau baskom mengeruk tanah di tepian sungai kemudian memutar-mutarnya, menggoyang-goyangnya di permukaan air sungai hingga kemudian tanah lumpur berjatuhan yang tinggal pasir berwarna hitam. Pasir hitam inilah yang dikumpulkan di dalam mangkok. Seharian biasanya terkumpul setengah sampai satu mangkok pasir hitam. Mana emasnya ? Emasnya di dalam pasir hitam itu. Bisa ada bisa juga tidak ada sama sekali. Tergantung peruntungan. Cara mengambil debu-debu emasnya dengan cara memasukkan air raksa ke dalam mangkok berisi pasir hitam tersebut. Memutar-mutar dan menggoyang-goyang, air raksa mencari debu-debu emas ke dalam pasir hitam. Bila ada debu-debu emas akan menempel di air raksa tersebut. Setelah menempel di air raksa kemudian air raksa disaring ke dalam kain perca dibungkus dan diperas. Air raksa akan keluar sedangkan debu-debu emas akan tinggal dalam keadaan terbungkus air raksa yang menempel. Kemudian dilebur. Air raksa menghilang tinggallah debu-debu emas ini mengeras dan menjadi gumpalan emas.
Upaya kita dalam kehidupan seperti pelimbang ini, ada tahapan-tahapan yang dilewati sedang emas adalah hasil dari sebuah proses. Maksimal tidaknya hasil sangat bergantung kepada variabel-variabel seperti do'a, usaha  keras serta peruntungan. Tanah lumpur adalah begitu ghaib nya masa depan kita. Kita tak tahu sama sekali apa yang terjadi satu menit berikutnya. Boleh jadi kegagalan demi kegagalan begitu akrab dengan kita. Memang harus ada kegagalan untuk sebuah keberhasilan. Emas adalah buah dari keberhasilan yang dapat dicapai dengan melewati proses-proses tadi.

No comments: